Sementara itu di kegelapan malam yang dingin, tampak dalam keremangan malam bayangan seseorang memikul sesuatu yang besar. Ia memikul sebuah kain besar yang berisi sesuatu didalamnya. “Ooh berat sekali tampaknya benda ini, tapi aku harus sampai disana tepat waktu.” kata Harry mengeluh. Namun ia tak menyerah begitu saja, Ia terus memikul benda itu hingga sampai diujung jalan.
“Aku harus menyeberang, harus, harus bisa!” tekad harry dalam hati. “Harry.. kau dengar? sampai dimana kau sekarang?” tanya Profesor Willy yang sedang mengutak-atik sesuatu pada tabung-tabung di ruangan itu. “Ya, aku dengar Prof, aku telah sampai diujung jalan sekarang” jawab hari. Cepatlah sedikit harry, kau harus tiba tepat pukul delapan, jika tidak, semua rencana kita bisa gagal!” kata Profesor Willy mengingatkan. “Akan kuusahakan Prof sebisa mungkin!” jawab Harry. “Bagus, tapi ingat, berhati-hatilah dijalan Harry...” pesan Profesor Willy sambil menutup perbincangan.
Kini Harry melanjutkan lagi rencananya untuk menyeberang jalan. Ia melihat kearah lampu stopan yang ada disudut kanan atas.Diperhatikannya warna lampu itu. Merah..., dan sekarang berganti menjadi hijau. Kemudian diperhatikannya arah kanan dan kiri jalan. Semua kendaraan telah berhenti. Kini ia bersiap-siap untuk menyebrang. Ditariknya kain itu dengan sekuat tenaga.Perlahan-lahan benda itu bergerak perlahan.Walaupun berat, ia terus berusaha untuk menariknya.
Kembali diperhatikannya lagi nyala lampu yang ada di stopan. Masih menyala merah tapi ia memperhatikan hitungan yang ada di sebelahnya. Hitungan itu menunjukkan angka 30. Kurang beberapa detik lagi lampu akan segera menyala hijau.Sekuat tenaga ia terus menggeret karung itu hingga sampai di ujung jalan. Tak jauh dari dirinya ada seorang nenek yang sudah begitu tua umurnya berjalan tertatih-tatih, sepertinya ia hendak menyebrang jalan juga.Tapi ia menyebrangi jalan sendiri, tanpa didampingi seseorangpun! itu sangat berbahaya bagi sang nenek!
Terbersit dalam pikirannya untuk menolong nenek itu, Namun apa daya ia sendiri sedang dalam kesulitan bahkan berbahaya bila ia tak segera sampai di seberang jalan, maka kendaraan - kendaraan yang ada di samping kirinya itu akan menabrak dan menghancurkan badannya dalam hitungan detik. Celaka! angka pada stopan itu menunjukkan angka 10, berarti kurang 9 detik lagi nyala lampu menunjukkan lampu hijau, Ia akan segera sampai di seberang jalan, Namun ia perduli. Ia menatap kebelakang. Ditatapnya lagi nenek itu. Sungguh betapa malangnya nenek itu,mungkin ia akan segera celaka, itulah yang ada di dalam pikiran Harry sekarang ini.
Tanpa pikir panjang ditinggalkannya kain yang berisi barang itu dipinggir jalan dan secepat kilat ia berlari kebelakang kearah si nenek yang sejak tadi masih berada ditengah jalan.Wuushhh...!! disambarnya tubuh sang nenek secepat kilat lalu digendongnya dan dibawanya ketempat yang aman. Itu dilakukan tepat ketika lampu menunjukkan warna hijau. “Oh untunglah...” kata Harry sambil tersenyum lega. Sang nenek hanya terheran-heran melihat apa yang dilakukan Harry barusan. Tapi setelah Harry menjelaskan bahwa sang nenek tadi dalam keadaan bahaya, ia akhirnya berterima kasih padanya.
Sesampainya di tempat tujuan, Harry lalu mengeluarkan benda dari dalam karung itu yang ternyata adalah sebuah papan luncur. Dengan papan luncur ini anak – anak itu bisa keluar dari dalam ruangan itu setelah sebelumnya disambung dengan pipa lubang saluran yang ada di dalam ruangan itu. Ia lalu mengeluarkan segala macam peralatan seperti bor, las, obeng dari dalam tubuhnya. Harry tak menemukan kesulitan berarti karena ia sudah diprogram untukk melakukan itu.
“Bagaimana Harry, apa kau sudah memasang papan luncur itu?” tanya Profesor Willy dari microphonnya. “Ya, semua sudah siap Prof, saatnya meluncur!,” jawab Harry. Professor Willy lalu menyuruh anak-anak itu untuk memasuki pipa lubang saluran yang ada di depan mereka.Awalnya mereka enggan karena tak tahu lubang saluran itu menuju kemana dan akan kemana mereka nantinya, Namun setelah Profesor Willy memberitahukan bahwa lubang saluran itu akan membawa mereka pulang, akhirnya mereka pun mau dan menuruti apa yang Profesor Willy perintahkan pada mereka. Satu persatu mereka keluar dari pipa lubang saluran dan melucur turun melalui papan luncur yang ada di luar ruangan gedung.
Harry telah menunggu anak – anak itu dan membantu mereka berdiri. Mereka kini mendapati diri mereka ada diluar ruangan dan dekat dengan jalan raya. Merasa telah bebas dan gembira bukan main. Diantara mereka ada yang tertawa bahkan ada menangis karena terharu. Mereka saling berpelukan satu dengan lainnya.Mereka kini telah bebas dari tabung yang telah lama membelenggu mereka selama ini.
Profesor Willy pun terharu melihat anak-anak ini begitu gembira. Tidak pernah ia melihat anak-anak segembira ini sebelumnya.Tak terasa airmatanya meleleh, membasahi pipinya. Tak lama kemudian ia dapat menguasai keadaan,kemudian ia mengajak anak - anak itu untuk segera pergi dari sana. “Ayo anak-anak paman akan mengajakmu pulang hari ini untuk bertemu dengan orangtua kalian di rumah!” Merekapun menurut dan merekapun melanjutkan perjalanan pergi menuju tempat Profesor Willy.
Namun belum beberapa langkah mereka beranjak, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang amat keras. Suara ledakan itu mengagetkan semua anak-anak yang berada disitu termasuk Professor Willy. Seiring dengan ledakan itu, Terdengar suara seseorang yang menyebut nama Professor Willy dari tempat berasalnya suara ledakan itu dari arah belakang.
“Berhenti disitu Will!” “Jangan coba-coba kau beranjak sedikitpun dari tempat itu!” Professor Willy terdiam, badannya tak bergerak sedikitpun. Suara itu laksana ancaman maut yang ditujukan bagi dirinya. Tapi ia sepertinya mengenal suara itu sebelumnya. Suara itu sudah tak asing lagi baginya. “Aku sudah tahu apa yang kau perbuat Willy, ternyata kau adalah dalang dari semua kerusakan yang terjadi di tempatku ini!” “Tak kusangka, ternyata kau membalas apa yang kulakukan padamu beberapa tahun yang lalu sedemikian kejam!”
“Tidak, kau salah Grimm, apa yang kulakukan padamu kali ini adalah untuk membebaskan anak-anak kecil tak berdosa ini dari belenggu siksaanmu! Oleh karena itu kau harus menerima balasan yang setimpal dariku Willy, Hua..ha..ha..ha..haaa...” Terdengar tawa membahana dari mulut dr. Grimm. Ia tak menghiraukan perkataan Prof.Willy padanya. Nafsu amarah telah menyelimuti dirinya. Seiring dengan itu tubuhnya membesar, menjulang tinggi keatas, berubah menjadi raksasa yang mengerikan! Prof. Willy memandangnya dengan perasaan ngeri, ia tak menyangka dr. Grimm melakukan hal seperti itu.
Anak-anak yang tadinya ceria berubah menjadi ketakutan begitu mereka melihat perubahan yang aneh dan mengerikan pada tubuh dr. Grimm. Sementara itu tubuh dr. Grimm makin lama makin terus membesar hingga mencapai gedung gedung bertingkat yang ada disekitarnya. Ia terus berteriak seiring dengan tubuhnya yang membesar itu seakan ingin membuktikan kehebatan dan kedigdayaannya!
“Kau tak akan bisa lari dariku, karena aku akan terus mengejarmu Willy!” kata dr. Grimm dengan wajah penuh emosi. Setelah dirasa tubuhnya cukup besar, tanah bergetar hebat dan bumi seakan berguncang begitu ia menginjakkan kakinya yang kini menjadi super besar itu di jalan. Ia membanting dan merusakkan apa saja yang dilewatinya. Entah itu mobil, sepeda motor, telepon umum, rambu – rambu lalu lintas, atau apa saja yang menghalangi jalannya.
Orang – orang yang berada di sekitarnya menjadi sangat ketakutan melihatnya. Mereka menjadi panik dan berusaha lari sejauh – jauhnya untuk menyelamatkan diri. Merasa situasi mulai tak terkendali, Profesor Willy segera mengajak anak - anak itu segera menjauh dari tempat itu.Ia takut terjadi apa-apa dengan anak-anak itu. dr. Grimm lalu berusaha mencoba mengejar Profesor Willy yang berlari sambil berusaha menyelamatkan anak-anak itu dari amukan dr. Grimm sejauh mungkin.
Di satu sisi Profesor Willy berusaha berusaha menuntun anak – anak itu pergi menuju ke tempat yang aman. Ia melewati sebuah jalan sempit yang ada di sebuah gang. Ia berpikir tubuh dr. Grimm yang sebesar gedung bertingkat itu pasti akan kesulitan untuk melewatinya. dr. Grimm kini hanya beberapa meter dari Posisi mereka. Dan perkiraan Profesor Willy salah, karena dengan tenaganya yang super kuat itu, dr. Grimm mampu meratakan jalan – jalan kecil yang ada di depannya hanya dengan sekali injakan.
Anak – anak itu sangat ketakutan melihat tingkah dr. Grimm yang buas itu . Mereka menjerit – jerit ngeri bahkan ada yang sampai menangis karena saking takutnya. Mereka terus berlari bersama Profesor Willy dan Harry yang berusaha keras menyelamatkan mereka. Mereka tak tahu kapan ini akan segera berakhir.
“Aku harus menyeberang, harus, harus bisa!” tekad harry dalam hati. “Harry.. kau dengar? sampai dimana kau sekarang?” tanya Profesor Willy yang sedang mengutak-atik sesuatu pada tabung-tabung di ruangan itu. “Ya, aku dengar Prof, aku telah sampai diujung jalan sekarang” jawab hari. Cepatlah sedikit harry, kau harus tiba tepat pukul delapan, jika tidak, semua rencana kita bisa gagal!” kata Profesor Willy mengingatkan. “Akan kuusahakan Prof sebisa mungkin!” jawab Harry. “Bagus, tapi ingat, berhati-hatilah dijalan Harry...” pesan Profesor Willy sambil menutup perbincangan.
Kini Harry melanjutkan lagi rencananya untuk menyeberang jalan. Ia melihat kearah lampu stopan yang ada disudut kanan atas.Diperhatikannya warna lampu itu. Merah..., dan sekarang berganti menjadi hijau. Kemudian diperhatikannya arah kanan dan kiri jalan. Semua kendaraan telah berhenti. Kini ia bersiap-siap untuk menyebrang. Ditariknya kain itu dengan sekuat tenaga.Perlahan-lahan benda itu bergerak perlahan.Walaupun berat, ia terus berusaha untuk menariknya.
Kembali diperhatikannya lagi nyala lampu yang ada di stopan. Masih menyala merah tapi ia memperhatikan hitungan yang ada di sebelahnya. Hitungan itu menunjukkan angka 30. Kurang beberapa detik lagi lampu akan segera menyala hijau.Sekuat tenaga ia terus menggeret karung itu hingga sampai di ujung jalan. Tak jauh dari dirinya ada seorang nenek yang sudah begitu tua umurnya berjalan tertatih-tatih, sepertinya ia hendak menyebrang jalan juga.Tapi ia menyebrangi jalan sendiri, tanpa didampingi seseorangpun! itu sangat berbahaya bagi sang nenek!
Terbersit dalam pikirannya untuk menolong nenek itu, Namun apa daya ia sendiri sedang dalam kesulitan bahkan berbahaya bila ia tak segera sampai di seberang jalan, maka kendaraan - kendaraan yang ada di samping kirinya itu akan menabrak dan menghancurkan badannya dalam hitungan detik. Celaka! angka pada stopan itu menunjukkan angka 10, berarti kurang 9 detik lagi nyala lampu menunjukkan lampu hijau, Ia akan segera sampai di seberang jalan, Namun ia perduli. Ia menatap kebelakang. Ditatapnya lagi nenek itu. Sungguh betapa malangnya nenek itu,mungkin ia akan segera celaka, itulah yang ada di dalam pikiran Harry sekarang ini.
Tanpa pikir panjang ditinggalkannya kain yang berisi barang itu dipinggir jalan dan secepat kilat ia berlari kebelakang kearah si nenek yang sejak tadi masih berada ditengah jalan.Wuushhh...!! disambarnya tubuh sang nenek secepat kilat lalu digendongnya dan dibawanya ketempat yang aman. Itu dilakukan tepat ketika lampu menunjukkan warna hijau. “Oh untunglah...” kata Harry sambil tersenyum lega. Sang nenek hanya terheran-heran melihat apa yang dilakukan Harry barusan. Tapi setelah Harry menjelaskan bahwa sang nenek tadi dalam keadaan bahaya, ia akhirnya berterima kasih padanya.
Sesampainya di tempat tujuan, Harry lalu mengeluarkan benda dari dalam karung itu yang ternyata adalah sebuah papan luncur. Dengan papan luncur ini anak – anak itu bisa keluar dari dalam ruangan itu setelah sebelumnya disambung dengan pipa lubang saluran yang ada di dalam ruangan itu. Ia lalu mengeluarkan segala macam peralatan seperti bor, las, obeng dari dalam tubuhnya. Harry tak menemukan kesulitan berarti karena ia sudah diprogram untukk melakukan itu.
“Bagaimana Harry, apa kau sudah memasang papan luncur itu?” tanya Profesor Willy dari microphonnya. “Ya, semua sudah siap Prof, saatnya meluncur!,” jawab Harry. Professor Willy lalu menyuruh anak-anak itu untuk memasuki pipa lubang saluran yang ada di depan mereka.Awalnya mereka enggan karena tak tahu lubang saluran itu menuju kemana dan akan kemana mereka nantinya, Namun setelah Profesor Willy memberitahukan bahwa lubang saluran itu akan membawa mereka pulang, akhirnya mereka pun mau dan menuruti apa yang Profesor Willy perintahkan pada mereka. Satu persatu mereka keluar dari pipa lubang saluran dan melucur turun melalui papan luncur yang ada di luar ruangan gedung.
Harry telah menunggu anak – anak itu dan membantu mereka berdiri. Mereka kini mendapati diri mereka ada diluar ruangan dan dekat dengan jalan raya. Merasa telah bebas dan gembira bukan main. Diantara mereka ada yang tertawa bahkan ada menangis karena terharu. Mereka saling berpelukan satu dengan lainnya.Mereka kini telah bebas dari tabung yang telah lama membelenggu mereka selama ini.
Profesor Willy pun terharu melihat anak-anak ini begitu gembira. Tidak pernah ia melihat anak-anak segembira ini sebelumnya.Tak terasa airmatanya meleleh, membasahi pipinya. Tak lama kemudian ia dapat menguasai keadaan,kemudian ia mengajak anak - anak itu untuk segera pergi dari sana. “Ayo anak-anak paman akan mengajakmu pulang hari ini untuk bertemu dengan orangtua kalian di rumah!” Merekapun menurut dan merekapun melanjutkan perjalanan pergi menuju tempat Profesor Willy.
Namun belum beberapa langkah mereka beranjak, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang amat keras. Suara ledakan itu mengagetkan semua anak-anak yang berada disitu termasuk Professor Willy. Seiring dengan ledakan itu, Terdengar suara seseorang yang menyebut nama Professor Willy dari tempat berasalnya suara ledakan itu dari arah belakang.
“Berhenti disitu Will!” “Jangan coba-coba kau beranjak sedikitpun dari tempat itu!” Professor Willy terdiam, badannya tak bergerak sedikitpun. Suara itu laksana ancaman maut yang ditujukan bagi dirinya. Tapi ia sepertinya mengenal suara itu sebelumnya. Suara itu sudah tak asing lagi baginya. “Aku sudah tahu apa yang kau perbuat Willy, ternyata kau adalah dalang dari semua kerusakan yang terjadi di tempatku ini!” “Tak kusangka, ternyata kau membalas apa yang kulakukan padamu beberapa tahun yang lalu sedemikian kejam!”
“Tidak, kau salah Grimm, apa yang kulakukan padamu kali ini adalah untuk membebaskan anak-anak kecil tak berdosa ini dari belenggu siksaanmu! Oleh karena itu kau harus menerima balasan yang setimpal dariku Willy, Hua..ha..ha..ha..haaa...” Terdengar tawa membahana dari mulut dr. Grimm. Ia tak menghiraukan perkataan Prof.Willy padanya. Nafsu amarah telah menyelimuti dirinya. Seiring dengan itu tubuhnya membesar, menjulang tinggi keatas, berubah menjadi raksasa yang mengerikan! Prof. Willy memandangnya dengan perasaan ngeri, ia tak menyangka dr. Grimm melakukan hal seperti itu.
Anak-anak yang tadinya ceria berubah menjadi ketakutan begitu mereka melihat perubahan yang aneh dan mengerikan pada tubuh dr. Grimm. Sementara itu tubuh dr. Grimm makin lama makin terus membesar hingga mencapai gedung gedung bertingkat yang ada disekitarnya. Ia terus berteriak seiring dengan tubuhnya yang membesar itu seakan ingin membuktikan kehebatan dan kedigdayaannya!
“Kau tak akan bisa lari dariku, karena aku akan terus mengejarmu Willy!” kata dr. Grimm dengan wajah penuh emosi. Setelah dirasa tubuhnya cukup besar, tanah bergetar hebat dan bumi seakan berguncang begitu ia menginjakkan kakinya yang kini menjadi super besar itu di jalan. Ia membanting dan merusakkan apa saja yang dilewatinya. Entah itu mobil, sepeda motor, telepon umum, rambu – rambu lalu lintas, atau apa saja yang menghalangi jalannya.
Orang – orang yang berada di sekitarnya menjadi sangat ketakutan melihatnya. Mereka menjadi panik dan berusaha lari sejauh – jauhnya untuk menyelamatkan diri. Merasa situasi mulai tak terkendali, Profesor Willy segera mengajak anak - anak itu segera menjauh dari tempat itu.Ia takut terjadi apa-apa dengan anak-anak itu. dr. Grimm lalu berusaha mencoba mengejar Profesor Willy yang berlari sambil berusaha menyelamatkan anak-anak itu dari amukan dr. Grimm sejauh mungkin.
Di satu sisi Profesor Willy berusaha berusaha menuntun anak – anak itu pergi menuju ke tempat yang aman. Ia melewati sebuah jalan sempit yang ada di sebuah gang. Ia berpikir tubuh dr. Grimm yang sebesar gedung bertingkat itu pasti akan kesulitan untuk melewatinya. dr. Grimm kini hanya beberapa meter dari Posisi mereka. Dan perkiraan Profesor Willy salah, karena dengan tenaganya yang super kuat itu, dr. Grimm mampu meratakan jalan – jalan kecil yang ada di depannya hanya dengan sekali injakan.
Anak – anak itu sangat ketakutan melihat tingkah dr. Grimm yang buas itu . Mereka menjerit – jerit ngeri bahkan ada yang sampai menangis karena saking takutnya. Mereka terus berlari bersama Profesor Willy dan Harry yang berusaha keras menyelamatkan mereka. Mereka tak tahu kapan ini akan segera berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar