Jumat, 17 September 2010

Miniland 4 : Kesialan Maggie

“Ayo turunlah Daniel, kita sudah sampai sekarang!” ajak Willy. Inilah rumahku yang sebenarnya, tidak begitu jelek kan?” Daniel mengamati rumah Willy. Rumah itu tampak sederhana sama halnya dengan rumah – rumah penduduk di sekitar tempat itu. Hanya…Bentuknya tidak terlihat lazim seperti rumah yang lainnya.Ada bulatan seperti piringan besar di atapnya, begitu sangat tidak lazim!

“Ayo masuklah Daniel, anggap saja rumahmu sendiri!” “Ting..Tong…” Willy menekan bel yang terletak di tembok samping pintu rumahnya. Dan tak berapa pintu itu terbuka. Terdengar suara ramah yang menyambut kedatangan mereka. “Selamat malam tuan Willy, selamat datang dan silahkan masuk. Daniel terkejut melihat apa yang ada di hadapannya. Ternyata yang menyambut kedatangan mereka ini bukanlah seorang manusia, melainkan sebuah robot!

“Harry, kita kedatangan seorang tamu baru. Perkenalkan namanya Daniel, dia berasal dari Wales. Daniel perkenalkan ini adalah Harry, robot yang kuciptakan khusus untuk membantu pekerjaanku di rumah.” Kata Willy berusaha memperkenalkan mereka berdua. Harry menyodorkan tangannya kearah Daniel yang masih terpana menatap dirinya.

“Selamat datang Daniel, anggap saja rumahmu sendiri.” kata Harry sambil menjabat tangan Daniel. Ia lalu mempersilahkan mereka untuk segera masuk ke dalam rumah. “Kau belum makan ya Daniel, ayo ikutlah aku ke dapur akan kutunjukkan sesuatu yang lezat untukmu…” kata Harry sambil mengajak Daniel pergi ke dapur.

“Ayo, silahkan dimakan!” ajak Willy. “Waah, kelihatannya enak – enak nih!” kata Daniel begitu melihat hidangan makanan yang disajikan. Daniel lalu memakan masakan itu dengan lahapnya. “Bagaimana Daniel, apa kau suka masakanku?” Tanya Harry. Daniel tampak terdiam, suasana mendadak menjadi hening.

“Ya, aku suka sekali masakan ini, Baru kali ini aku makan seenak ini!” jawab Daniel. “Aah ternyata benar dugaanku, ternyata kau sangat menyukai masakanku ini “ kata Harry. Harry begitu gembira setelah mendengar jawaban dari Daniel. Matanya terlihat berputar – putar dan dikepalkannya kedua lengannya, Lalu dipukulkannya kearah dada berkali – kali. Ia melakukannya sambil berputar mengelilingi meja. Daniel tertawa terbahak – bahak melihatnya.

“Ya begitulah Harry jika ia sedang senang” kata Willy sambil melahap makanannya. “Naah, sekarang kau sudah kenyang dan tidak kelaparan lagi. Sekarang yang kau butuhkan adalah istirahat dan tidur yang cukup.“ Kata Willy pada Daniel. Malam itu Willy mengajak Daniel ke dalam kamarnya. “Besok aku akan membawamu ke Perusahaan milikku dan disana kau akan melihat banyak hal yang menarik dan menakjubkan!“ kata Willy. “Ya Daniel, kau pasti akan sangat suka melihatnya.“ tambah Harry.

“Ya, hari ini aku sangat senang sekali bertemu dengan kalian.“ “Maaf jika aku telah merepotkan kalian berdua“. kata Daniel. “Oh itu tidak apa – apa bagi kami, anggaplah kami seperti keluarga sendiri. Tinggallah bersama kami untuk sementara, mungkin suatu saat kau akan menemukan adik dan kedua orangtuamu“ kata Willy. “Ya, tinggallah bersama kami dulu Daniel, aku akan sangat senang jika kau ada disini.“ pinta Harry. “

Tentu Harry, aku akan sangat sekali tinggal disini bersama kalian.“ jawab Daniel. “Nah, sekarang tidurlah, kau harus segera istirahat.“ kata Willy sambil menutupi tubuh Daniel dengan selimut. “Selamat tidur ya Daniel..“ kata Harry sambil mematikan lampu kamar dan menutup pintu.

“Krriiiiingggg…!!!“ terdengar bunyi jam beker yang dipasang dan diprogram pada tubuh Harry dan tampak di kedua bola matanya jam itu bergerak dan berdering keras. Segera ia bergegas pergi ke kamar Daniel untuk membangunkannya. “Bangun Daniel, ayo lekas banguuunnn...!“ “Eh…oh ya, ada apa apa Harry?“ tanya Daniel masih setengah mengantuk.

“Lihat sudah jam berapa ini, lekas bangun dan ayo segera mandi, bukankah kemarin Tuan Willy bilang akan mengajakmu ke perusahaannya besok?“ kata Harry mengingatkan. “Oh iya, aku baru ingat, maafkan aku Harry, tapi dimana tuan Willy sekarang?“ tanya Daniel. “Tuan Willy berada di bawah, ia sedang menunggumu di ruang makan, Nah sekarang bergegaslah mandi!“ perintah Harry sambil menuntun Daniel menuju kearah kamar mandi.

“Nah kita sudah sampai, disinilah tempatnya.“ Harry segera membuka pintu kamar mandi itu dan mengajak Daniel untuk masuk lalu didudukkannya Daniel di dalam bathub kamar mandi. “Nah Daniel, ini adalah bathub mandi, tentunya kau sudah tahu bukan?” “Ya, tentu saja, memangnya kenapa?” tanya Daniel. Memang ini adalah bathub untuk mandi tapi bukan mandi biasa seperti yang pernah kau lihat selama ini”

“Lalu apa bedanya ?“ tanya Daniel penasaran. “Kau akan segera melihatnya sendiri “. Jawab Harry sambil menekan sebuah tombol berwarna putih yang ada dipinggiran bathub. Seketika itu juga tiba – tiba muncul sepasang tangan dari arah bawah kedua sisi bathub. Kedua lengan itu berbentuk seperti lengan sebuah robot. “Eh apa ini?“ Tanya Daniel keheranan. “Tenang saja Daniel, kau tak perlu takut“. “ Itu adalah sepasang lengan robot ciptaan Tuan Willy yang ia ciptakan khusus membantunya untuk mandi. tuan Willy sering memakai bathub itu agar lebih cepat dan lebih bersih mandinya “. terang Harry.

Kedua lengan itu bergerak sendiri. Salah satunya yaitu yang berada di sebelah kiri, mengambil sebuah sabun mandi yang berada di tepi bathub. Lalu bergerak kedepan lalu tangan satunya yang berada disebelah kanan menggosok – gosok sabun itu dengan perlahan – lahan kearah lengan, badan, hingga mengeluarkan busa yang cukup banyak. Setelah itu kedua lengan itu secara perlahan menggosok – gosokkannya kearah lengan, badan, hingga kedua kaki Daniel secara merata.

“Aw, aaahh…ha…ha…haaa…benda ini membuatku geli!“ Daniel tertawa kegelian. “Tenang Daniel, kau pasti akan terbiasa dengan alat ini.“ kata Harry. Dan memang benar tak berapa lama kemudian Daniel tampak terbiasa dengan kedua lengan robot itu. Tak hanya menyabuni, kedua lengan robot itu juga menggosok dan menyirami tubuh Daniel secara bersamaan. Dan yang terakhir ia juga mengeringkan tubuh Daniel dengan mengelapnya dengan handuk.

Selesai itu kemudian Harry membawanya ke dalam kamar untuk kemudian memberinya baju. “Kau akan kuberi baju – baju yang bagus yang mungkin tidak pernah kau pakai sebelumnya, tunggu sebentar ya!” Harry lalu mencari baju – baju itu diantara sederetan pakaian yang ada di lemari pakaian. “Hmm, kurasa yang ini cocok untukmu “ ujarnya sambil mengambil salah satu pakaian lalu dikenakannya pada Daniel. Dan tak lama kemudian…

“Yaah benar, pakaian itu memang cocok untukmu Daniel!“ kata Harry. “Eeh pakaian apa ini yang kukenakan?“ tanya Daniel heran. “Itu adalah pakaian sport, karena kau akan berpetualang nantinya.“terang Harry. “Apa, aku akan berpetualang?“ tapi dimana?” tanya Daniel. “Kau akan mengetahuinya sendiri begitu kau sampai di perusahaan tuan Willy di kota nanti.

“Oh, menyenangkan sekali kelihatannya, aku suka sekali dengan petualangan Harry, apalagi aku sedang liburan panjang.” kata Daniel. “Oh benarkah? baguslah kalau begitu. Kau akan banyak mempunyai cerita yang menarik nanti untuk teman – temanmu disekolah” sahut Harry. “Yah kau benar Harry, lagipula aku mendapat tugas rumah di musim liburan ini untuk membuat cerita tentang apa saja yang dilakukan pada waktu liburan ini.” “Dan cerita tentang petualangan adalah adalah bahan yang menarik untuk mengisi tugasmu Daniel.” sahut Harry.

“Memang sih cerita itu menarik, akan tetapi aku tetap saja terpisah dari teman dan keluargaku…” kata Daniel sedih. Tak terasa airmata meleleh membasahi pipinya. Ia merasa sangat terpukul atas semua itu. “Sudahlah Daniel, jangan kau pikirkan lagi tentang masalah itu, masih ada aku dan tuan Willy yang menjaga dan menemanimu disini. Aku dan Tuan Willy berjanji akan menemukan adik dan kedua orangtuamu secepatnya.” kata Harry sambil menyeka airmata Daniel dengan sapu tangan.

“Benarkah itu, apa kau tidak berbohong?“ tanya Daniel. “Tentu saja, Harry tak pernah berbohong, Harry selalu menepati janji“ sahut harry yang disambut pelukan erat dari Daniel. “Kau tenang saja, kami pasti akan menemukan mereka“ kata Harry menenangkan. Daniel lalu menganggukkan kepalanya, pertanda ia percaya apa yang dikatakan oleh Harry.

Tak lama kemudian Harry lalu mengajaknya ke ruang makan yang ada di lantai bawah dan disana ada tuan Willy yang sudah menunggunya. “Wah kau terlihat begitu tampan memakai pakaian itu!” puji Tuan Willy. “Begitupun anda” sahut Daniel. “Berarti disini ada dua orang petualang baru,” celetuk Harry yang disambut gelak tawa Daniel dan Willy.

Selesai makan Willy lalu mengajak Daniel untuk pergi ke tempat perusahaannya yang berada di kota, sedangkan Harry tidak ikut karena ia ditugaskan oleh Willy untuk menjaga rumah. “Daa Daniel, selamat menikmati petualangan!” kata Harry melepas kepergian Daniel.

”Ting....tong...!!“ terdengar suara bunyi bel pintu ditekan. “Ya…ya tunggu sebentar, aku datang “ sahut Harry, ia lalu segera menghampiri ia menuju pintu ruang tamu. “Oh nona Maggy, mari silahkan masuk.” Ujar Harry mempersilahkan masuk. “Willy ada? ” tanya Maggy. “Oh, tuan Willy barusan saja keluar.” Jawab Harry. “Hah, keluar? Keluar dengan siapa? Grrr…. Bukankah kemarin dia sudah janji padaku akan menungguku dirumah!” tanyanya dengan nada terkejut dan penuh tanda tanya.

“Ia pasti keluar dengan wanita lain kan?” tanyanya lagi dengan membantah. “Oh tenang nona, tuan Willy pergi pagi tadi bersama seorang anak kecil bernama Daniel.” terang Harry. “Oh Daniel si anak hilang itu, yang barusan di pungutnya di jalan?” “Y ……ya, Daniel itu…….” jawab Harry. “Oh ya Tuhan, kenapa dia tega sekali melupakan hanya demi anak kecil itu!” ujar Maggie dengan gusar.

“Baiklah aku pergi kesana sekarang!” ujarnya “E ….eh nona lebih baik anda disini saja “ bujuk Harry. “Braack….. !!” terdengar suara pintu ditutup dengan keras, Harry tak berhasil membujuknya. Tak lama kemudian terdengar deru mobil dari arah keluar. “waah ia cepat sekali pergi, kenapa ia tak mau mendengar kata-kataku ya?” gumam Harry masih terheran-heran dengan apa yang ia lihat.

“Cepat sedikit pak supir, aku sedang terburu-buru nih!” ujar Maggie dengan nada agak sengit, karena tak punya kendaraan sendiri, maka ia terpaksa pergi menggunakan Taksi. “Ya….ya Nona tenang, taksi ini sudah agak cepat, jadi nona tidak usah khawatir ” jawab supir taksi menerangkan. “Seberapa cepat mobil ini, bahkan mobil bobrok dan dan hampir rusak itu tak bisa kau menyamainya!” ejek Maggie sambil menunjuk sebuah mobil tua yang terlihat berkarat didepannya.

“Oh …… benar juga! kalau hanya aku sih bisa menyalipnya! siap – siap ya nona, aku akan menyalipnya sekarang!“ ujar si supir taksi sambil menambah kecepatan taksinya lebih cepat dari mobil didepannya.

”Hei kau sudah gila ya!!“ umpat sang pemilik mobil sedan tua yang mobilnya didahului oleh sang supir yang sebelumnya berada dibelakangnya. ”Dasar mobil buntut, orang dan kendaraannya pun sama saja!“ umpat Maggie sambil mengeluarkan sebagian tubuhnya dari jendela dan mengacungkan jari tengahnya keatas kendaraan yag berada di belakangnya. ”He…he…he…Gimana aku hebatkan Nona?” “Ini belum seberapa lho, aku bahkan bisa lebih cepat dari UFO sekalipun!“ ujarnya bercanda

“Ah yang benar?“ menurutmu apakah UFO itu memang benar-benar ada?” tanya Maggy “Ah, menurutku itu hanya omong kosong saja, hanya mania – mania saja yang menganggap UFO itu benar – benar ada” jawab supir taksi itu sambil tersenyum. “Kalau kau menganggap UFO itu benar – benar tidak ada dan hanya seorang mania saja yang menganggapnya ada, lalu yang di depanmu itu apa?” ujar Maggie sambil menunjuk ke arah depan.

“Ah….Mana tidak kelihatan?” tanya supir taksi sambil melihat kearah yang ditunjuk Maggy. “Itu yang ada tepat di atas berwarna perak berkilau dengan bentuk bulatan besar.” tunjuk Maggie kearah atas sambil menyebutkan ciri – cirinya. Sopir taksi itu lalu memperhatikan lagi dengan seksama kearah atas, yang ditunjuk oleh Maggy.”

“Apa ini U….FOOO?” ujarnya terkejut, matanya terbelalak seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya kini, benda yang disebut UFO itu terbang amat rendah didepan mereka, sehingga hampir menutupi seluruh kaca mobil. Supir taksi itu tak memperhatikan jalan di depan dan pandangannya seakan terpaku menatap UFO itu apalagi tepat di depan jalan ada perbaikan jalan.

“Hei awas didepanmu!!” teriak Maggie mengingatkan, namun terlambat! karena baru menyadari akan bahaya didepannya supir taksi itu langsung membuang setir kearah kanan. Padahal diarah kanan jalan itu terdapat air berisi lumpur yang berasal dari air hujan kemarin.

“No….Nona, Anda tak apa – apa?” tanya sang supir taksi begitu kendaraannya mendarat tepat dikubangan air penuh lumpur itu. Lumpur itu menggenangi sebagian badan mobil hingga sebatas lutut penumpangnya dan mobil itupun terlihat seperti tenggelam dalam lautan lumpur. “ Apa kau bilang?” Apa aku terlihat baik – baik saja sekarang ini ? Lihat sepatu, kaki dan rokku penuh dengan lumpur, dan sekarang aku telah banyak kehilangan waktu gara – gara kau!!” Maggy lalu keluar dari taksi itu dengan perasaan penuh dengan amarah dan dari mulutnya terus megumpat dan menceracau tak karuan.”

“Oh mengapa aku yang secantik ini harus menerima nasib seperti ini…” Betapa malangnya diriku…” ujarnya memelas. ia pergi ke arah tepi jalan tepat didepannya ia mengalami musibah tadi ia bermaksud mencari taksi atau tumpangan yang bisa mengantarnya menuju ke kota. Satu…,hingga dua jam lebih menunggu, namun tak satupun dari kendaraan itu berhenti dan menawarkan dirinya ikut bersama-sama, para pengendara dengan lumpur dan mengira dirinya orang gila.

Rasa basah dan penat hingga di kepalanya namun ia merasa tak boleh menyerah karena ia harus sekarang juga. Tak lama kemudian ada sebuah mobil yang berhenti tepat didepannya “Hai Nona, ayo masuk!” kata sopir mobil itu mempersilahkan Maggie sangat terkejut memperhatikan mobil dan orang yang mengendarainya. Ciri-cirinya persis sama dengan mobil yang disalip oleh taksi ia kendarai tadi. Apalagi itu adalah orang yang barusan ia umpat tadi! Betapa malunya Maggie sekarang ini.

Orang yang barusan ia umpat dan ia hina dengan jari tengahnya kini telah berada di hadapannya pas!“ Ayo Nona tak usah sungkan, ayo silakan masuk!” katanya lagi mempersilahkan. Kata – katanya terdengar sopan dan halus “Oh, sungguh baiknya orang ini, betapa bodohnya diriku tadi!“ Semoga saja ia lupa melihatku” pikir Maggie dalam hati. Ia pun segera saja ia lupa melihatku” pikir Maggie dalam hati. Iapun segera masuk ke dalam mobil dan berharap – harap cemas pada pemikirannya.

“Nona kau mau kemana?” tanya supir mobil itu. “Aku mau ke kota, Apa bisa anda cepat sedikit?” “Hmm….Menurutku ini sudah sangat cepat nona, kau tak perlu khawatir, ini takkan memakan waktu lama dan sebentar lagi juga sampai “Jawab supir itu sambil menenggok sebuah minuman keras yang diambil dari dashbor mobil bau minum – minuman segera tercium dari aroma mulutnya, apalagi wajah dan pakaian orang itu penuh dengan dekil menambah kesan jijik Maggie terhadapnya apalagi bicaranya terlihat seperti orang mabuk hingga kendaraannya terlihat beberapa kali oleng. Maggie merasa muak dengan keadaan dirinya saat ini.

“Supir itu menawarkan minuman keras yang barusan ia minum kepada Maggie. “Oh maaf aku tak minum-minuman keras” Jawab Maggie jujur “Oh tak apalah, padahal ini bagus buatmu“ ujar supir itu sambil tertawa terkekeh. Mobil itu berjalan dengan sangat lamban di karenakan usia kendaraan yang begitu tua apalagi supir itu menyetirnya dalam keadaan “mabuk” sehingga mobil itu kadang-kadang oleng ke kanan dan kekiri, menambah pening kepala Maggie yang ingin cepat-cepat sampai ke kota. “Oh ya Tuhan!!!” kata Maggie dengan geram.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post