Rabu, 02 Februari 2011

James Bond : Ian Fleming Part 1


Dalam sejarah perfilman dunia, khususnya Hollywood, barangkali belum pernah ada ‘serial’ sampai 10 episode lebih. Rocky maupun Rambo (Stallone) paling banyak hanya sampai Part IV. Begitu pula Superman (Reeves) dan Indiana Jones (Harrison Ford).

Satu-satunya serial ‘abadi’ hanyalah James Bond. Tahun 2011, misalnya, dibuat sequel ke-20, yang kemudian diputar pada 2002. Meski ada sas-sus akan diperankan actor baru, tapi produser menegaskan : pemeran utamanya (James Bond) tetap Pierce Brosnan.

Sementara itu, MGM sebagai produser, juga telah meluncurkan ‘VCD Bond Collection’ yang berdurasi 742 menit. Merupakan koleksi enam film James Bond mutakhir. Tomorrow Never Dies, Golden Eye, License to Kill, The Living Daylight, A View to Kill, dan Octopussy. Diperankan Roger Moore, Timothy Dalton hingga Pierce Brosnan.

Sebelum itu James Bond nyaris identik dengan Sean Connery. Konon, film pertama pertama serial ini dibawakan David Niven. Tapi pengarangnya, Ian Fleming, tidak puas. Baru setelah dibawakan Connery, Fleming senang dan merasa ‘paling pas’. Itu pula sebabnya Connery terus dipakai, sampai dia merasa jenuh dan meninggalkannya, karena menginginkan peran yang lebih menantang.

Sean Connery mencapai tujuannya, setelah merebut Hadiah Oscar untuk perannya dalam The Untouchable.

Dulu, tahun 60-an hingga 70-an, James Bond memang selalu dibuat setiap tahun. Kemudian diputar setiap tahun baru. Ternyata selalu disambut hangat. Film-film James Bond selalu jadi Boxoffice! Itu sebabnya sampai mencapai episode ke-20.

Tentu, larisnya fim James Bond dimulai dari bukunya yang juga menjadi bestseller. Menurut sebuah sumber, terjual lebih dari 18.000.000 eksemplar (ada yang engatakan 40 juta eksemplar). Jelas membuat pengarangnya, Ian Fleming, menjadi kaya raya. Apalagi kemudian ditambah royalti dari film-filmnya, yang juga menjadi boxoffice.

Salah satu resep utama yang membuat serial James Bond laris, adalah diramunya unsure-unsur ini: wajah James Bond yang ganteng, macho, cerdas, punya senjata-senjata rahasia yang mematikan. Dikerubungi wanita-wanita cantik dan montok. Pertarungan menegangkan spion-spion Barat (Inggris Amerika) dan Timur (Rusia dulu Uni Soviet). Atau antara ‘dunia bebas’ dan komunisme.

Resep lainnya: selalu mencekam, terjadi kejar-kejaran yang melibatkan kendaraan-kendaraan ‘ekslusif’, perjudian dan tentu saja humor. Dan diakhiri dengan sex. Itulah resep utama film-film James Bond.

Memang ada perbedaan mencolok antara buku-bukunya (yang bestseller) dengan film-filmnya (yang boxoffice). Tapi intinya sama: memperkenalkan teknologi baru, baik untuk kendaraan maupun senjata.

Buku James Bond mencapai ‘puncaknya’, ketika Presiden Amerika, John F. Kennedy, mengumumkan 10 buku yang disukainya. Atas pertanyaan wartawan majalah Life, Kennedy menyebut: 1. Melbourne karangan David Cecil, 2. Montrose (John Buchan), 3. Marlborough (Winston S. Churchill), 4. John Quincy Adams (Samuel Flagg Bemis), The Emergency of Lincoln (Allan Nevins), 6. The Price of Union (Herbert Agar), 7. John C. Calhoun (Margaret L. Coit), 8. Byron in Italy (Peter Quennell), 9. From Russia with Love (Ian Fleming), dan 10. The Red and The Black (M de Stendhal).

Begitu terpesonanya Kennedy, sehingga dia meminta Direktur CIA, Allan Dules, untuk menjajaki kemungkinan membuat senjata ampuh, seperti yang digunakan James Bond dalam buku tersebut. Maklum: saat itu ‘perang dingin’ antara Barat dan Uni Soviet memang sedang mencapai puncaknya!

TERCIPTA KARENA AKAN MENIKAH DALAM USIA YANG CUKUP TUA

SETELAH pensiun sebagai Commander pada Dinas Intelijen Angkatan Laut Inggris, lan Fleming menjadi manajer urusan luar negeri grup harian milik Kemsley. Dia punya rencana: 10 bulan terja di London, Inggris. Dan dua bulan ada di Jamaica.

Tapi, sebenarnya, sudah lama lan Fleming ingin menulis novel. Atau tepatnya menulis 'spy story to end all spy stories' (cerita spionase yang akan mengakhiri semua cerita spionase). Tapi keinginan itu selalu tertunda-tunda.

lan Fleming malahan banyak menulis review buku atau artikel. Juga melakukan riset untuk sebuah bukuyang sama sek ada kaitannya dengan dunia spionase.

Ketika pada Januari 1952 lan Fleming ada di Goldeneye, tempat tinggalnya di Jamaica, rencana menulis thriller itu sudah berlalu sekitar enam tahun. Dan belum juga dimulai.

Di Goldeneye, Fleming tinggal bersama Anne-wanita akan jadi istrinya. dan tengah menunggu perceraian resminyac Lord Rothermere. lan Flemingyangdilahirkan pada 28 Mei 1908, merasa bosan karena tidak ada yang dikerjakan di tempat Anne sendiri menyibukkan diri dengan melukis.

Usia lan Fleming waktu itu mendekati 43 tahun. Atau kurang 10 minggu lagi.
"Kerjakanlah sesuatu. agar kamu tidak bosan. Menulis misalnya?" kata Anne memberi saran.

lan Fleming seperti marah kepada dirinya sendiri, karena hingga usia 43 tahun belum juga menikah. Padahal dia pernah studi di Inggris. jerman dan Switzerland, ganteng, banyak digemari, tukang rayu pula. Eh. ketika akan menikah, dengan wanita bersuami pula!

lan Fleming syok. Dan bosan hanya menunggui melukis. Karena itu. dia mempertimbangkan saran Anne' melakukan apa saja. misal menulis.

Ya, apa salahnya menulis? Sekadar untuk merinting-rintang waktu. Untuk menyenangkan diri sendiri!

lan Fleming pun masuk ke dalam. Lalu menarik mesin ketiknya yang telah berusia 20 tahun. mere Imperial. Merenung sebentar lalu mencari nama tokoh yang 'simpel. sederhana, mudah
diucapkan, dan diingat'. Fleming terpana pada buku berjudul Birds of the West Indies yang digemarinya, dan hampir selalu diletakkan di atas meja makan.

Penulis buku burung itu adalah James Bond. James Bond! Nama yang tepat!" pikir lan Fleming. lan Fleming pun mulai mengetik dan mengetik dan mengetik. Heran: tulisannya sangat lancar. Pengalamannya berpuluh tahun sebagai Commander di Dinas Intelijen Angkatan Laut Inggris. Cerila-cerita yang didengar atau bahkan dialaminya. Diramu ;animajinasinya_yang sudah lama hovering di kepalanya. Semua seperti meledak mendadak di pagi hari Selasa lanuari 1952 itu.

Seperti banjir yang menghantam tanggul, tulisan lan Fleming mengalir begitu deras. Padahal tanpa persiapan. Tanpa catatan satu cuwil pun! Sepagi itu Fleming dapat merampungkan sekitar 2.000 kata. Dan karena mulai keranjingan pada cerita yang tengah ditulis, Fleming menetapkan setiap pagi selama tiga jam, minimal dia harus merampungkan 2.000 kata!

Pengalamannya sebagai wartawan di Moskow selama empat tahun, sungguh menolong. Kini dia selalu mengetik antara pukul 09.00 hingga 12.00. Lalu istirahat. jalan-jalan. Mandi matahari. minum. Dan seterusnya.
Sekitar tujuh minggu, rampunglah novel itu. lan Fleming Imemberinya judul Casino Royale

AKU MALU SEKALI PADA NOVELKU INI!

“BAU asap rokok bercampur bau keringat dari suatu casino, selalu menjemukan. Membuat mual. Ditambah gumpalan campuran perasaan tegang dan panas, semua menjadi tak tertahankan dan membuat orang memberontak sekeras-kerasnya.

lames Bond tiba-tiba merasa capek sekali. Dia selalu menyadari bila tubuh atau syarafnya sudah tak tahan lagi dan dia bertindak menuruti perasaannya itu. Ini membantu dia
menjaga mengurangi perbuatan-perbuatan yang bisa keliru.

Dia menarik kursinya ke belakang dan meninggalkan meja roulette di mana ia ikut main dan sejenak dia berdiri diam, menyandar pada pagar besiyang melingkungi meja roulette itu.

Le Chiffre masih main, dan kelihatannya sedang menang. Di depannya tampak bertumpuk kepingan-kepingan seharga seralus ribu franc. Di dalam lingkungan tangan kirinya ada lagi kepingan-kepingan kuning yang lebih berharga, yaitu masing-masing setengah juta franc.

Bond sejenak memperhatikan profil orang kuat itu...
Itulah permulaan novel pertama karya lan Fleming.yangdiberi judul Casino Royale. Thriller yang digarap secara maraton sejak pagi Januari 1952 itu. rampung dalam waktu sekitar tujuh minggu Tepatnya 18 Maret 1952, atau enam hari sebelum perkawinannya dengan Anne dilangsungkan di Port Maria.

James Bond adalah pahlawan utamanya. Spion Inggris (atau Barat) yang akan selalu berhadapan dengan musuh utamanya, para spion Rusia (Timur, komunis) di mana pun dan kapan pun, di selurull penjuru dunia.

Jadi, Le Chiffre adalah 'bandit komunis pertama' yang akan dikalahkan James Bond. Tentu, setelah melalui ketegangan yang luar biasa, dari awal sampai akhir kisah. Tapi, tentu saja, yang dihasilkan lan Fleming pada Maret 1952 itu, baru draf-nya. Atau naskah kasarnya. Meski dia sudah 6 tahun ingin 'menulis cerita spy untuk mengakhiri semua cerita spy', tapi nyatanya dia tidak pernah menulis satu kalimat pun. Baru pagi jari itulah, secara tak sengaja, dia benar-benar menulis thriller yang diimpikannya.

Jadi, kalau Lu Hsun mulai menulis pada usia sekitar 37 tahun. i Fleming justru lebih tua 43 tahun! Wajar, kalau Fleming tidak PD pada karya pertamanya itu. irenanya Fleming tidak ingin kekasihnya, Anne, membaca dan nberinya komentar. Anne sendiri juga tidak ingin membaca ayang ditulis lan, sebab dia sibuk melukis. Dan lagi, Anne juga tak mengira kalau yang ditulis lan adalah 'novel serius', dalam arti novel sungguhan. Bukan sekadar 'pelarian' dari kesepian seperti karangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post