Rabu, 03 November 2010

Dunia Mini Part 13 : Rencana

Kenapa kita pulang lebih awal, bukankah disana masih banyak tempat lain yang belum kita lihat?” Tanya Maggie penasaran. “Ya, kau lihat sendiri kan kalau ia tetap tak mau menunjukkan tempat dimana ia melatih anak – anak itu untuk mendapatkan kekuatan super!” sahut Profesor Willy. “Maksudmu ruangan yang berisi tabung – tabung itu ya?” kata Maggie.

“Tabung apa maksudmu?,” tanya Profesor Willy penasaran. “Tabung yang berisi anak – anak itu” kata Maggie. “Dan juga Amie juga berada disana!” tambah Daniel sambil menerawang membayangkan sesuatu. “A.. apa maksud kalian? Siapa anak – anak di dalam tabung itu ? lalu siapa juga Amie?,” tanya tanya Profesor Willy dengan nada serius yang dengan tiba – tiba menghentikan laju mobil yang ia setir.

“Sekarang tolong jelaskan apa yang telah kalian katakana tadi, aku mau dengar!” kata Profesor Willy sambil mengernyitkan dahinya. “Kau tahu ketika kami berada di belakang tadi sebenarnya kami tersesat dan tak tahu jalan. Lalu kami menemukan sebuah ruangan yang aneh. Disana banyak terdapat tabung - tabung berukuran besar yang di dalamnya berisi anak – anak yang masih kecil kira – kira seumuran dengan Daniel,” terang Maggie.

“Apakah mereka masih hidup?” tanya Profesor Willy. “Tentu saja, ada selang infus yang dihubungkan dengan tabung oksigen di dalam air untuk mereka bernafas” jawab Maggie. “Dannn…apakah ada suatu alat yang dihubungkan pada kepala dan tangan mereka?” “Ya ada, tapi aku tidak tahu alat apa itu?” jawab Maggie. “Ya, tak salah lagi, melalui tabung percobaan itulah dia melatih mereka!” seru Profesor Willy sambil mengepalkan jari – jari tangannya. “Melatih? Bagaimana caranya?” Tanya Maggie heran.

“Bio Ultra Psycho Energy yang diserap melalui kekuatan di alam bawah sadar mereka kemudian diolah dan dikendalikan oleh pusat computer yang ada disana” terang Profesor Willy dengan mimik muka serius. “Bio Ultra Psycho Energy? Apa itu, aku tak pernah mendengarnya?” Tanya Daniel yang dari tadi hanya diam mendengarkan. “Tentu saja kau tak pernah mendengarnya karena ini adalah sebuah ilmu yang dikembangkan sebuah penelitian khusus. Adalah temanku Lester pada waktu SMA dulu yang melakukan penelitian mengenai hal ini”.

“Bio Ultra Psycho Energy adalah sebuah energi yang tersimpan di dalam tubuh manusia tapi hanya ada di alam bawah sadar manusia. Lalu Lester berhasil menciptakan sebuah alat yang bisa mengendalikan energi tersebut.” terang Profesor Willy. “Kemudian apa yang ia lakukan dengan alat tersebut?” tanya Daniel penasaran. “Sebelum menggunakan alat tersebut lebih jauh, ia ditemukan mati secara misterius tak lama setelah alat itu ditemukan. Itu sebabnya aku tidak menyukai cara – cara seperti itu, bukannya berguna bagi anak – anak itu tapi membuat mereka malah menjadi seperti mutan” terang Profesor Willy.

“Tapi bagaimana mungkin alat itu bisa jatuh ke tangan dr. Grimm?” tanya Maggie penasaran. “Entahlah bagaimana caranya, tapi yang pasti kemungkinan itu bisa saja terjadi apalagi dr. Grimm adalah orang yang licik! Dan untuk itu kita harus membebaskan anak – anak itu dari sana sebelum terlambat!” Lalu bagaimana cara kita membebaskan mereka?” Tanya Daniel. “Dengan menyusun rencana” jawab Profesor Willy singkat sambil kembali menyalakan mesin mobil dan kemudian pergi.

“Bagaimana kita bisa membebaskan anak – anak itu tanpa ketahuan?” Tanya Maggie penasaran. “Tentu saja kita harus mengacaukan system pengamanan tempat itu terlebih dahulu”. Terang Profesor Willy. “Caranya?” Tanya Daniel. “Kita menyamar!” jawab Profesor Willy singkat. “Nah, sekarang kita bagi – bagi tugas. Daniel, kau bertugas untuk mengacaukan sistem permainan yang ada disana, Maggie kau bertugas mengacaukan system pengamanan dan aku sendiri yang akan membebaskan anak – anak itu, bagaimana semua jelas?”

“Aku tak mengerti sedikitpun tentang sistem, nah sekarang bagaimana caranya?” Tanya Maggie sambil menengadahkan kedua tangannya keatas. Profesor Willy lalu mengajari mereka berdua bagaimana cara kerja system itu dan cara mengacaukannya secara bertahap dan perlahan agar lebih mudah dimengerti, kemudian…

“Apaaa, aku harus menyamar? Ooh tidak, apapun akan kulakukan keuali menyamar sebagai laki – laki!” protes Maggie dengan wajah cemberut. “Tenang Maggie, aku tahu kau cantik, indah dan menawan hati…” kata Profesor Willy. “Oh ya, memang begitu!” potong Maggie dengan manja. “Tapi hanya dengan cara inilah kita bisa masuk ke dalam sana dan menggagalkan aksi mereka. Apa kau tak kasihan melihat anak – anak kecil tak berdosa itu harus berada di dalam tabung untuk waktu yang sangat lama! Bayangkan betapa tersiksanya mereka dan tentu juga orang tua mereka yang terus memikirkan keadaan mereka tiap hari. Aku mohon kepadamu Maggie, tolonglah…pinta Profesor Willy dengan nada memelas.

Maggie hanya diam membisu, matanya memandang lurus ke depan kearah Profesor Willy yang sedang berbicara kepadanya. Matanya tampak berkaca – kaca dan tak lama kemudian ia menitikkan air mata. “Ya, kau benar Wil, anak – anak itu harus diselamatkan. Aku bersedia…” Ia lalu memeluk Profesor Willy untuk menumpahkan rasa harunya itu. “Bagus Maggie, itulah yang mereka harapkan!”

Apakah kau sudah siap, waktunya akan segera dimulai!” tanya Profesor Willy sambil melepas pelukan Maggie. “Ya, aku sudah siap”. Jawab Maggie pelan sambil menyeka airmatanya yang menetes di pipi. “Nah sekarang kita akan pergi ke salon milik Nyonya Wilda yang ada di ujung seberang sana” kata Profesor Willy sambil mengambil jaket miliknya yang ada di gantungan baju dan bersiap untuk pergi.

“Dok…dok…dok!” terdengar suara pintu diketuk dari luar. Dan tak lama kemudian seseorang datang membuka pintu itu dari dalam rumah. “Ooh ternyata anda Profesor Willy, silhkan masuk”. Kata Nona Wilda pemilik salon itu mempersilahkan mereka masuk. “Perkenalkan ini adalah Daniel teman kecilku yang baru” “Ooh selamat datang, senang berkenalan denganmu nak!” kata Nyonya Wilda sambil menjabat lengan Daniel. Dan tentunya Anda sudah tak asing lagi dengan seseorang yang berada di sebelahku ini…” Profesor Willy menunjuk Maggie yang berada di sampingnya.

“Aku tahu kau pasti Maggie kan? Ya ampun, kau sudah besar sekarang, kau cantik sekali!” kata Nyonya Wilda sambil memeluk tubuh Maggie erat – erat. “Aku benar – benar merindukanmu, kau sudah lama tak kemari” kata Nyonya Wilda sambil menitikkan airmata. “Ya, aku juga. Maafkan aku Nyonya Wilda, aku tak pernah mengunjungimu beberapa tahun terakhir ini” sahut Maggie.

“Apa kuliahmu sudah selesai?” “Tentu saja sudah, dan untuk itulah aku sekarang berada di kampung halamanku ini” “Oh baguslah, aku jadi bisa melihatmu kembali Maggie. Kau benar – benar lain sekarang”. “ Ah anda bisa saja, aku masih tetap seperti yang dulu kok!” sahut Maggie sambil tersipu malu. “Ooh Maaf aku jadi lupa, kau ingin pasti ingin potong rambut kan? Ayolah duduk kemari” kata Nyonya Wilda mempersilahkan Maggie untuk duduk.

“Kau ingin potongan yang bagaimana Maggie?” “Pendek seperti laki – laki” jawab Maggie singkat. “Ap…Apa? Apa aku tak salah dengar kau mau memotong rambutmu seperti laki – laki?” Nyonya Wilda terheran – heran dengan permintaan Maggie. Tidak seperti biasanya ia meminta potongan rambut seperti itu. “Ya, kau tak salah dengar Nyonya Wilda, aku ingin kau memotongnya seperti potongan rambut laki – laki. Kau tak perlu merasa heran, lakukan saja!” pinta Profesor Willy. “O..oh, baik Prof, akan kulakukan apa yang kalian minta” kata Nyonya Wilda sambil menggeleng – gelengkan kepalanya.

“Nah sudah selesai Maggie, kau boleh berdiri sekarang” Kata Nyonya Wilda begitu ia selesai memotong rambut Maggie yang panjang itu. “Waaw, kau terlihat semakin cantik Maggie!” puji Profesor Willy ketika melihat tampilan baru Maggie. “Ya aku memang terlihat masih cantik seperti dulu, hanya potongan rambutnya saja yang lebih pendek”. Kata Maggie sambil menatap potongan rambutnya yang baru di depan cermin. “Jangan khawatir Maggie, setelah semua ini selesai kau bisa memanjangkan rambutmu lagi seperti semula” kata Profesor Willy sambil tersenyum. Mereka kemudian pamit pulang kepada Nyonya Wilda untuk kembali ke rumah Profesor Willy. Disana mereka segera mengatur rencana selanjutnya.

“Lalu bagaimana kita mengeluarkan anak – anak itu dari sana?” Tanya Maggie. “Ya, kau benar Maggie, itulah yang sedang kupikirkan sekarang ini. Tapi jangan khawatir aku punya rencana untuk kita nanti…” kata Profesor Willy sambil tersenyum…

Sementara itu di tempat lain dr. Grimm terlihat tersenyum sendiri ketika melihat tempat hiburannya penuh dengan lalu lalang anak – anak kecil yang ingin bermain disitu. “Ooh, bagus sekali, seperti inilah yang kuinginkan!” Ia lalu melihat seorang anak kecil yang terlihat kebingungan mencari sesuatu.

“Ada yang bisa kubantu nak, sepertinya kau sedang bingung mencari sesuatu?” “Oh ya Paman, aku mau mencari permainan Game Fantasi, apa paman bisa menunjukkan dimana tempatnya?” Tanya anak itu. “Game Fantasi adalah permainan yang paling bagus dan paling hebat disini, kau pasti akan ketagihan nak!” kata dr.Grimm sambil tertawa terkekeh. “Di tingkat paling atas, disanalah tempatnya!” tunjuk dr.Grimm “Baik Paman, terima kasih.” kata anak itu sambil berlalu pergi. Terlihat senyumnya mengembang dibalik topi yang ia kenakan. “Kena kau!” kata anak anak itu yang tak lain adalah Daniel yang baru saja telah mengelabuhi dr. Grimm.

“dr.Grimm, ada sesuatu hal yang harus anda ketahui!” kata seseorang pria yang tak lain adalah karyawan dr.Grimm yang bekerja di tempat itu. Setengah berlari ia menghampiri dr. Grimm. “Ada apa?” tanya Dr. Grimm sambil mendekatkan telinganya. “Ada kerusakan pada salah satu sirkuit jaringan yang menyebabkan saluran air yang ada di dalam tabung – tabung itu tidak berjalan sebagaimana mestinya” kata orang itu dengan berbisik di telinga dr. Grimm. “Ooh jadi itu masalahnya, itu perkara yang mudah, panggilkan saja teknisi kemari, kemudian suruh dia tangani itu” kata dr. Grimm sambil mengernyitkan dahinya. Orang itu kemudian menganggukkan kepala kemudian ia pergi melaksanakan apa yang dr. Grimm perintahkan padanya.

“Oh syukurlah anda sudah datang, ikuti aku, akan kutunjukkan tempatnya” kata petugas keamanan pada seseorang yang mengaku sebagai teknisi. “Seperti biasa anda tentu sudah tahu prosedurnya, silahkan diperbaiki, jika sudah selesai temui aku diluar” kata petugas itu begitu mereka sampai di ruangan yang dimaksud. “Baiklah, akan kukerjakan sebaik mungkin!” sahut teknisi itu sambil tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post