Selasa, 26 Oktober 2010

Arsenal Laut TNI AL

KRI Karel Satsuitubun

KRI Karel Satsuit Tubun adalah Fregat kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Karel Satsuit Tubun, salah seorang pahlawan nasional.

KRI Karel Satsuit Tubun merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama HNLMS Isaac Sweers (F814) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli.

Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) Mistral menggantikan Sea Cat.

Asal : Belanda
Kelas : Fregat kelas Van Speijk (eks Evertsen)
Masuk Dinas Operasional : Sekitar 1991
Satuan : Eskorta (Satkor) Mifikasi: mesin uap menjadi mesin •liesel yang rampung pada 2003; penggantian rudal Seacaf menjadi S/nbad li, (Mistral) pada 1997
Spesilikasi : Bobot tempur 2.735 ton; panjang 113,4 m; lebar 12,5 m; kecepatan maks 30 knots; jumlah awak 175 orang Persenjataan: Delapan pelontar rudal RGWl-84 Harpoon Block 1C; duatitik pelontar rudal ganda S/'nbad (Mistral); sebuah kanon otomatis kaliber 76/62 mm; dua unit kanon kaliber 20 mm; enam tabung pelontar torpedo tipe Mk 32


KRI Sultan Thaha Syaifuddin

KRI Sultan Thaha Syaifuddin adalah sebuah korvet Kelas Parchim yang dibuat untuk Volksmarine / AL Jerman Timur pada akhir 70-an. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal / pantai. Enambelas kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal (versi modifikasi) dibuat untuk AL Soviet pada 1985-1990 oleh Peenewerft, Wolgast. Soviet memesan kapal ini dengan tujuan untuk menolong industri kapal Jerman Timur , karena saat itu sebenarnya Soviet sudah mempunyai korvet Kelas Grisha yang lebih baik dibanding Parchim dalam semua aspek. Begitu keluar dari perairan dangkal keampuhan dari kapal ini menurun drastis.

Di Soviet korvet kelas Parchim dikembangkan lagi menjadi korvet kelas Parchim II. Setelah Penyatuan kembali Jerman, bekas negara Jerman timur menjual kapal-kapal Parcimnya ke TNI AL Indonesia pada tahun 1993. Oleh TNI AL kapal ini dimodifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM untuk patroli lebih lama dilaut.

Asal : Jerman Timur
Kelas : Korvet Parchim I (eks Bad Doberari) Masuk dinas operasional: sekitar 1994-1996. Satuan : Eskorta (Satkor)
Modifikasi : mesin diesel Cartepillar; pemasangan pelontar torpedo tipe Mk 32 Spesifikasi: Bobot tempur 1.200 ton; panjang 73 m; lebar 9,7 m; kecepatan maks 36 knots; awak 80 orang. Persenjataan : Dua titik pelontar ganda (mounting fasta) rudal AL-1M Strella; sebuah kanon ganda kaliber 57 mm; sebuah kanon ganda kaliber 30 mm; dua pelontar roket RBU 6000, empat tabung torpedo kaliber 16 inci (406 mm).

KRI Badik

KRI Badik (623) merupakan kapal perang tentera laut Indonesia jenis kapal kelas bot berpeluru berpandu yang sentiasa bersedia mempertahankan negara pulau Indonesia.

Kapal KRI Badik milik Indonesia merupakan kapal kelas bot berpeluru berpandu (PSK Mk5) . KRI Badik memenuhi keperluan Indonesia dan berperanan mempertahankan Indonesia dari kapal-kapal musuh. KRI Badik dibina oleh Korea-Tacoma SY, Masan, Korea Selatan.

Kapal lain dalam kelas yang sama adalah KRI Mandau, KRI Rencong,KRI Badik, dan KRI Keris.

KRI Badik mempunyai 43 orang anak kapal termasuk pegawai. KRI Badik dilengkapi untuk misi pertempuran kapal ke kapal di permukaan laut "anti-surface warfare".

Kapal KRI Badik sepanjang 53.58 m; 8 meter * 1.63 meter ( 175.8 kaki panjang * 26.2 kaki * 5.3 kaki) mempunyai kelajuan bertempur pada 41 batu nautikal. KRI Badik mempunyai seseran 290 tan penuh atau 255 tan ketika kosong.

Rekabentuk kapal membenarkan tatarajahnya ditukar bagi menerima pelbagai sistem persenjataan dan pengesan untuk memenuhi keperluan operasi yang berkembang bagi angkatan tentera Indonesia.

Asal : Korea Selatan
Kelas : Kapal serang cepat berudal (fast attack craft-missiles)
Masuk dinas operasional : sekitar awal era 80-an
Satuan : Satuan kapal cepat (Satkat)
Modifikasi : -
Spesifikasi : Bobot tempur 290 ton; panjang 53,6 m; lebar 8 m;
kecepatan maks 41 knots (dengan mesin gas turbin); awak 32 orang
Persenjataan: Empat pelontar rudal ExocetMM 38; Sebuafi kanon
kaliber 57 mm; sebuah kanon kaliber 40 mm; dua senapan mesin

KRI Cakra & Nanggala

KRI Nanggala (402) merupakan kapal selam kedua dalam jenis kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Nanggala dalam jajaran TNI AL. Mempunyai motto Tabah Sampai Akhir.

KRI Nanggala termasuk dalam armada pemukul TNI Angkatan Laut. Kapal selam lain dalam kelas Cakra adalah KRI Cakra (401). KRI Nanggala dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat pada 1981. Merupakan kapal selam type 209/1300 yang banyak digunakan oleh Angkatan Laut sedunia.

KRI Nanggala (402) merupakan kapal kedua yang menyandang nama Nanggala. Kapal pertama merupakan salah satu dari 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Rusia (kelas Whiskey) yang di-scrap tahun 1970-an.

Asal : Jerman Barat
Kelas : Tipe 209/1300
Masuk dinas operasional : Juli 1981.
Satuan : Kapal selam (Satsel)
Modifikasi : penggantian baterai buatan India
Spesifikasi : Bobot selam 1.390 ton; panjang 59,5 m; lebar 6,2 m; kecepatan maks
22 knots ketika menyelam; awak 34 orang.
Persenjataan: Delapan pelontar torpedo 21 inchi (kaliber 533 mm) arah depan,
plus beberapa cadangan.


KRI Fatahillah

KRI Fatahillah (361) merupakan kapal pertama dari kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Fatahillah milik TNI AL. Dinamai menurut Fatahillah, salah seorang Pahlawan Nasional yang berjasa merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis dan menamainya Jayakarta. Tanggal kemenangan tersebut saat ini menjadi tanggal lahir kota Jakarta.

KRI Fatahillah merupakan sebuah fregat yang dibuat oleh galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1979 khusus untuk TNI-AL. Bertugas sebagai armada pemukul dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

Termasuk dalam kelas Fatahillah antara lain KRI Malahayati (362), dan KRI Nala (363).

Asal : Belanda
Kelas : Fregat-Korvet
Masuk Dinas Operasional : 16 Juli 1979
Satuan : Eskorta (Satkor)
Moditikasi : -
Spesifikasi : Bobot tempur 1.450 ton; panjang 84 m; lebar 11,1 m; kecepatan maks 30 knots awak 89 orang
Persenjataan : Empat pelontar rudal Exocet MM 38; sebuah kanon Bofors L/46 kaliber
40 mm; dua kanon kaliber 20 mm; sebuah pelontar roket ganda antikapal selam Bofors SR 375A, enam tabung torpedo tipe MK 32


1 komentar:

Recent Post