Rabu, 27 Oktober 2010

The Green Berets


US ARMY SPECIAL FORCE

The Green Berets


Percaya atau tidak, jika Anda melihat tentara Amerika Serikat berbicara sangat santai denga penduduk lokal di medan operasi, hampir bisa dipastikan ia adalah Green Berets. Win the hearts and minds of a distant and different people, itulah sebenarnya kekuatan yang paling ditakuti dari United State Army Special Forces.


Nama : United State Army Special Forces

Julukan : Green Berets

Berdiri :19Juni1952

Markas : Fort Bragg

Komposisi : 5 SFG

2 NG SFG (reserve)

Motto : De oppresso liber




Dikenal juga dengan nama Green Beret, US Army Special Forces (USSF) sedari awal dibcntuk tahun 1952, memang didcsain untuk menjalankan misi-misi yang tidak biasa. Istilahnya unconventional warfare. Sejak dari masa Presiden John F Kennedy, Lyndon Johnson, Ronald Reagan hingga George W Bush Jr, peran itu tak pernah diubah. Sampai ketika tumbangnya Taliban oleh Northern Alliance dibantu serangan AS dan sekutunya, USSF disebut-sebut banyak berperan dalam melatih kelompok anti-Taliban ini. Seperti doktrinnya, SF were design to train and fight unconventional warfare. Bagaimana misi itu dijalankan? Ada banyak cara untuk menjelaskan. Gampangnya, bisa dilihat dari operasi penggalangan yang dilakukan unit-unit pasukan khusus TNI dengan berbaur bersama penduduk, kira-kira begitu pula USSF bergerak. Tak heran, seorang prajurit Special Forces bisa bertugas sampai setahun di sebuah medan penugasannya.

Melihat USSF jangan memandang dari jumlahnya. Tak ada apa-apanya dibanding pasukan regular yang bisa ribuan, kalau soal jumlah. Dalam melakukan misi infiltrasi, USSF hanya berkekuatan 12 personel. Mereka disebut Operational Detachment-A (ODA) atau Detasemen Tim A (The A Team Detachment). Namun tim kecil sehitungan jari ini dipimpin perwira setingkat komandan kompi, seorang kapten. Sang kapten dibantu seorang wakil komandan yang disebut executive officer. Biasanya berpangkat warrant officer.

Dalam kaitan penggalangar tadi, jangan main-main dengan ODA. Walau saat disusupkan d belakang garis musuh (behind enemy lines) jumlahnya hanya selusin, musuh bisa terkaget-ka saat mereka diserang. Karena ketika itu, jumlah penyerang mungkin sudah ratusan. Pasuka tambahan yang tak lain gerilyawan, berasal dari partisan yang dibina dan jumlahnya bisa setingkat batalion. Kalau sudah seperti ini, baru terlihat perbedaan menyolok antara US dengan pasukan khusus lainnya Begitulah cara USSF bertempur. Hasil kerja pasukan bermott "De oppresso liber" (to liberate oppressed) ini paling transparan b dilihat di Vietnam. Hanya dalam dua tahun sejak kedatangannya,

sudah membangun lebih 80 kainp. Kamp-kamp ini mampu menampung pasukan dan keluarganya setingkat batalion lengkap dengan fasilitas sosialnya. Unit pertama Baret Hijau yang dikirim ke Vietnam berjumlah 16 orang. Berasal dari 14th Special Forces Operational Detachment. Ketika akhirnya terjadi kontak senjata, tentara AS pertama yang gugur di Vietnam berasal dari unit ini. la adalah Kapten Harry G. Cramer Jr.

Unconventional warfare dilakukan mulai dari merekrut, melatih, mengorganisir hingga pasukan itu terbentuk dan beroperasi mandiri. Contohnya mulai di Vietnam, Bolivia, Venezuela, Guatemala, Colombia, Nigeria atau Pakistan. Sementara bukti aktual adalah keterlibatan USSF di Kazakhstan pada 1997

dan setahun kemudian di Uzbekistan serta memberikan latihan teknik intervensi medan pegunungan bagian selatan mencakup Kyrgyzstan, Tajikistan dan northern Afghanistan.

Tidak selamanya USSF bergerak dalam misi combat. Terkadang Pentagon mengirim mereka dalam bentuk misi Civic Action. Atau tim pelatihan mobil ke beberapa negara. AS menyebutnya Mobile Training Teams (MTT). Tim dari 1st Special Forces Group (Airborne) berbasis di Okinawa dibawah program MTT inilah yang pernah memberikan pelatihan kepada TNI (Elite Forces The World's Most Formidable Secret Armies, 2003 atau Inside Green Berets, 1984).

Dengan demikian, USSF sebenarnya bukanlah pasukan tempur murni. Disinilah keunikan

USSF dibanding pasukan AS lainnya. Mereka sebenarnya adalah gabungan penempur, guru dan duta. Wajah ganda ini merupakan interpretasi dari misi mereka: counterterrorism, direct action, foreign internal defense, special reconnaissance dan unconventional warfare. Robin Reuneker, mantan Green Berets (1970-1980) dengan pangkat terakhir Master Sergeant, punya istilah pas untuk menyebut eks kesatuannya. "Special Forces itu adalah fighting instructor," jelasnya.

US Army Special Forces berada dibawah kendali US Army Special Operations Command. Saat ini USSF terdiri dari tujuh Special Forces Groups (SFG) yang setiap SFG "bertanggung jawab" terhadap satu wilayah spesifik. Setiap grup berkekuatan sekitar 1.400 personely.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post